INDONESIAREVIEW.ID–Krisis multidimensi yang dipicu krisis ekonomi 1998-1999 membuat perekonomian Indonesia bergejolak liar. Namun, ditangan Presiden BJ Habibie mampu diredam dengan pendekatan ilmiah rumus-rumus matematika yang dinamakan Toeri Zig-Zag. Menariknya, BJ Habibie telah memikirkan Teori Zig-Zag ini pada 1996 atau sekitar dua tahun sebelum menjadi Presiden.
Adalah mantan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal yang antara lain mengungkap teori tersebut. Bahkan Jusman diminta terlibat langsung dalam pengembangan teori tersebut saat dia menjadi Direktur Sistem Senjata dan Sistem Antariksa PT IPTN. Salah satu BUMN strategis yang berada dibawah kendali BJ Habibie sebagai Menteri Ristek dan Ketua BPPT.
“Hasil kajian saya yang kemudian melahirkan dialog intens dengan Prof Habibie, melahirkan dokumen tebalnya 400 halaman. Semua berisi model matematika suku bunga, inflasi, dan nilai tukar dalam perubahan tingkah laku pasar. Prof Habibie kemudian menyebutnya sebagai Teori Zig-Zag dalam mengendalikan nilai tukar yang kemudian digunakan oleh beliau ketika menjadi Presiden ketiga ditengah krisis ekonomi tahun 98,” papar Jusman SD.
Hal serupa juga diungkapkan Wardiman Djojonegoro, mantan Menteri Pendidikan yang pernah satu kamar dengan BJ Habibie saat menempuh pendidikan di Jerman. Wardiman yang saat BJ Habibie jadi Presiden tidak berada dalam pemerintahan, mengatakan pada suatu hari sengaja bertemu karibnya itu untuk diajak berdiskusi. Diskusi membahas upaya meredam gejolak ekonomi dengan rumus matematika.
“Pak Habibie orang yang sangat cerdas dan menguasai rumus-rumus matematika. Beliau menjelaskan kepada saya sambil mencorat-coret rumus-rumus matematika rumit untuk meredam gejolak kurs dan inflasi serta variabel ekonomi lainnya yang sedang bergejolak saat itu,” papar Wardiman saat dialog di stasiun tv, Kamis (12/9/2019).
Hasilnya terbukti ampuh. Gejolak perekonomian berhasil dijinakan. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS dari semula pada kisaran Rp. 16.000 menjadi pada kisaran angka Rp. 6.000. Pertumbuhan ekonomi berbalik dari minus 13% menjadi 2%.
Angka inflasi pun sukses diturunkan dari 77,6% menjadi 2%. Kendati gejolak politik terus berlanjut, justru karena dibukanya keran kebebasan yang dilakukan Presiden BJ Habibie.
Bagaimana Teori Zig-Zag bisa dikembangkan? Jusman mengungkapkan pada suatu hari Jumat di tahun 1996, mesin fax di rumahnya berbunyi tanda ada kiriman. Namun ternyata kertasnya habis. Dia sudah menduga jika pada hari Jumat seperti saat itu sudah menjadi kebiasaan BJ Habibie memberikan penugasan.
“Benar saja, tak lama kemudian setelah kertas baru diinstall, mesin faks bekerja tanpa henti. Lembar demi lembar mengalir keluar. Isinya pelbagai angka dan catatan tangan yang khas. Catatan Prof Habibie di lembar kertas faks itu. Saya tau itu adalah “assigment” , tugas lain saya bukan sebagai Direktur Sistem Senjata, melainkan tugas sebagai seorang asisten.”
“Sebagai “computational aerodynamics yang berfungsi membuat pelbagai simulasi model matematika” jika diperlukan. Lama saya mempelajari apa yang diminta, Yang tertera diatas kertas hanya simbol lambd, alpha dan gama serta psi, istilah variabel matematik yang amat digemari Prof Habibie kalau beri assignment pada saya.”
“Singkat cerita setelah itu selama lebih tiga bulan tanpa henti siang dan malam saya ternyata diminta oleh beliau membuat simulasi model matematika tentang kaitan suku bunga bank, inflasi, perubahan nilai tukar dalam perubahan tingkah laku kurva supply and demand dari dua jenis mekanisme pasar. Pasar terbuka dan pasar terkelola. Beliau memberi “pekerjaan rumah” untuk membuat simulasi model matematika dari kaitan antara fiskal and moneter dari lima negara Amerika, Jerman, Perancis, Jepang dan Indonesia.”
“Saya bukan ahli ekonomi. Pelajaran ekonomi saya ketika di ITB hanya diberikan oleh Prof Suharsono Sagir , Pengantar Ilmu Ekonomi. Saya dididik selama 10,000 jam tanpa henti oleh assignment Pak Habibie menjadi ahli perancangan pesawat terbang dan “computational/mathetemtical modelling aerodynmaics”. Karenanya dengan assigment tidak biasa ini, setiap hari saya harus membaca buku untuk memahami apa yang disebut dengan M1,M2 apa yang disebut dengan velocities of moneys, flux of money. Sebab intrument equation saya adalah pesawat terbang.”
Fenomena pasar terkelola yang cenderung selalu stabil, menurut Jusman, didekati dengan equation stability pesawat terbang komersial angkut penumpang, Boeing atau Airbus. Sementara fenomena pasar bebas di mana krisis, business cycle , fluktuasi, chaos bisa terjadi di tempat yang tak terduga didekati melalui simulasi gerak “instability and maneuverability” pesawat tempur F16 dalam “multi equilibirium” keseimbangan yang bersifat sementara dan cenderung ringkih jika tidak ada maneuver(yang fly by wire, perubahan cepat dikelola dalam setiap perubahan tingkat stablititas)
“Awalnya karena saya tidak hini assigment apa, saya telah membuat semua data itu masuk ke dalam formula “systems dynamics” yang menggambarkan gerak tingkah laku pesawat terbang dalam pelbagai perubahan cuaca dan ketinggian terbang serta perubahan konfigurasi. Kita menyebutnya pendekatan “matriks koefisien pengaruh” dalam enam derajat kebebasan yang memperlakukan semua variabel, data dan angka tidak sebagai “just number” atau skala, melainkan sebagai suatu variabel yang dipengaruhi dan mempengaruhi variabel lainnya dalam perubahan ruang dan waktu. Tiap variabel menjadi vektor. Punya besar dan punya arah.”(ris/dbs/znews)