INDONESIAREVIEW.ID – Webinar inspirasi bisnis Intani series yang diselenggarakan Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI) setiap Rabu selalu menghadirkan narasumber inspiratif dari berbagai wilayah nusantara.

Pada seri  64 kali ini menghadirkan sosok petani milenial inspiratif, Dede Koswara yang juga merupakan ketua Gapoktan Regeneration Cucanggenteng, Pasirjambu, Bandung, Jawa Barat. Mengangkat tema ‘Tanam Labu Siam Panen Cuan Miliaran’, webinar ini ditayangkan streaming di TANITV (https://youtu.be/g3yS7ToHkfs), Rabu (23/03).

Mengawali paparannya Dede menuturkan alasannya terjun di sektor pertanian. “Setelah lulus SMK saya ditawari lanjut kuliah, namun saya lebih memilih jadi petani. Mindset saya ingin punya usaha sendiri, walaupun kecil milik sendiri.”

Keputusan Dede didukung oleh orang tuanya yang berlatar belakang petani juga, dengan memberikan modal berupa lahan seluas 1.400 meter. ” Awal mulai bertani di tahun 2008, dengan mulai menanam tomat kemudian kol dan cabai. Baru di tahun 2016 saya mulai budidaya labu siam” ungkapnya.

Ia sendiri mengatakan tertarik untuk budidaya labu siam karena memiliki prospek pasar besar dan masih sedikit petani yang membudidayakannya. “Jadi awal saya ambil 2 kwintal dari saudara saya yang membudidayakan labu siam, saya pasok kepasar alhamdulillah harga tinggi. Permintaan terus bertambah sampai 2 ton per hari, dari situ saya fokus untuk budidaya labu siam.”

Selain propek pasar yang besar, Dede mengungkapkan budidaya labu siam cukup mudah dan perawatannya sederhana. “Bagi para petani pemula, labu siam bisa menjadi komoditas pilihan untuk mulai bertani. Dari tanam hingga panen hanya 3 bulan, setelah itu bisa panen 2 hari sekali. Dengan perawatan maksimal, tanaman labu siam mampu bertahan hingga 4 tahun.”

Ila Failani, selaku host terus menggali detail cara budidaya labu siam serta modal yang dibutuhkan. “Budidaya labu siam disarankan di ketinggian 900-1200 mdpl dengan jarak tanam 6×6 meter atau 8×8 meter. Untuk modal 100 tumbak 10-15 juta rupiah, perkiraan bisa BEP sekitar 7 bulan. Dari 100 tumbak, bisa panen labu siam 1,5 ton per bulan.Harga jual labu siam saat ini dikisaran 3.000 per kg, perhari saya pasok ke pasar 30 ton.”

Pria berusia 33 tahun ini tidak hanya sekedar budidaya sayuran, tetapi juga konsen di pemasarannya. “Saya dirikan penampung di beberapa titik, hingga saat ini sudah ada 30 penampungan yang mencakup hasil panen dari 1.500 petani.”

Ketua umum Intani, Guntur Subagja menyampaikan dalam pengantarnya  keterlibatan petani muda menjadi sangat penting dalam menciptakan inovasi di sektor pertanian. “Dengan pertumbuhan penduduk yang terus bertambah sehingga kebutuhan pangan otomatis meningkat namun ketersediaan lahan yang berkurang, maka dibutuhkan peran petani muda untuk terus berinovasi dengan pengetahuan perkembangan teknologi yang dimiliki.”

Guntur pun mengungkapkan dengan kehadiran Dede bisa menjadi salah satu cara efektif untuk mengembangkan program petani milenial yang saat ini sedang dijalankan pemprov Jawa Barat berkolaborasi dengan Intani. ”Dede ini luar biasa, sosok petani milenial yang tidak hanya fokus budidaya tapi mampu mengembangkan sektor hilir, yaitu pemasarannya. Dengan penghasilan mecapai miliaran di usia muda, hal ini bisa memotivasi para milenial lain untuk terjun ke sektor pertanian juga.”

“Kedepannya kita bisa berkolaborasi untuk menyediakan tempat magang bagi para calon petani milenial sebagai tempat edukasi mulai dari budidaya hingga pemasaran, distribusi dan proses pengolahan,” pungkas Guntur.* (na-dgn)

LEAVE A REPLY