INDONESIAREVIEW.ID – Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko menuturkan, bahwa ada lima persoalan yang menjadi persoalan petani pada tahun 2021.

Menurut Moeldoko, perbedaan posisi Geografis setiap daerah akan memengaruhi produktifitas pertanian. Kuncinya, dengan menyiasati penyesuaian tanaman yang harus dibenihkan di wilayah itu.

Kata dia, salah satu contohnya di Pulau Jawa. Disana tanahnya sangat sempit sedangkan penduduknya banyak, berbeda dengan luar jawa yang tanahnya luas dan penduduknya sedikit.

“Ini dari hasil survei pertania antar sensus 2018 luas tanah petani hanya sembilan ratus 3 meter rata-rata setiap penduduk dan non sawahnya (5.049 ) 5,5 persegi. Solusi pemerintah melakukan reformagraria seperti distribusi lahan, perhutanan sosial,” kata Moeldoko di Webinar Nasional yang diadakan oleh Indonesia Food summit 2021 dengan tema “kompleksi pangan nasional dari hulu ke hilir,” di Jakarta, Selasa (25/5/2021).

Solusi selanjutnya, dia mengatakan pemerintah akan melakukan eksensikasi yang dilakukan di Kalimantan tengah dan kapital atau modal. Menurutnya, dari sana akan dilakukan penyesuaian produktifitas lahan pertanian.

Selain itu juga, pihaknya menyebutkan bahwa pemerintah menyiapkan kur, kur yang disiapkan sebanyak 5 triliun lebih. Namun daya serapnya kurang. Pemerintah menginginkan kur dilaksanakan secara masif.

“Permasalahan yang dialami petani tentang tekhnologi. Petani belum memahami tekhnologi, Permasalahan manajer. Petani tidak biasa dalam hal memanajemen pertanian,” imbuhnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan RI ini, menjelaskan bahwa persoalan Selanjutnya pasca panen bagi petani, persoalan harga. Hasil padi 2,3 juta ton. Setiap akhir tahunnya surplus.

“Kenapa masih impor padahal sudah 2,3 juta ton. Karena sebagai Cadangan nasional tidak ada jika tidak impor. Karena hasil berasnya di sebar keseluruh nasional tidak diletakkan didalam gudang saja,” lanjut Moeldoko.

Langkah pemerintah dalam menuntaskan permasalahan tersebut melakukan reformasi agraria, ekstensi fikasi, mengembangkan tekhnologi.

“Hkti sebagai organisasi jembatan yang bisa menjembati antara petani dengan petani akan terus mencari solusi agar petani kita sejahtera. Mereka harus menikmati jerih payahnya sendiri, tidak boleh ada yang hanya mengambil manfaatnya. Kita harus sama sama senang, termasuk para petani,” pungkas Moeldoko.

Untuk diketahui, kegiatan ini diikuti Joko Widodo Presiden RI, Airlangga Hartanto Menko Perekonomian RI, Muhammad Lutfi menteri Perdagangan RI, Syahrul Yasin Limpo menteri pertanian RI, Moeldoko ketua HKTI, Agung Hendriadi kepala badan ketahanan pangan kementerian pertanian RI.

Kemudian, juga diikuti oleh Tauhid Ahmad, direktur eksekutif Indef, Mahyeldi Ansharullah Gubernur Sumatera Barat, Herman Deru Gubernur Sumatera Selatan, Budi Waseso Direktur utama Perum Bulog, Oke Nurwan Dirjen Perdagangan dalam negeri (PDN), Abdullah Mansuri Ketua IKAPPI, Josef Mae Soi, wakil gubernur NTT. (ud/ed).

LEAVE A REPLY