Oleh
Gunawan Sumodiningrat

Guru Besar Ekonomi Universitas Gadjah Mada

Gunawan Sumodiningrat Guru Besar Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

 

 

Catatan Pada Sambutan Peletakan Batu Pertama Pembangunan TPS3R Koperasi EduProf Bersama Kita, Desa Nogotirto Yogyakarta, 1 Juni 2021.

 

Semangat Pagi.

 

Mencermati Visi Misi Koperasi Edukasi Profesional Bersama Kita yang tegas dan jelas Mewujudkan Masyarakat Desa Nogitirto Adil Makmur berdasar Pancasila, mengingatkan kita kembali ke jatidiri bangsa Indonesia Pancasila..

 

Sejak 76 tahun berlalu, yaitu sejak 1 Juni 1945, Pancasila tidak lagi dipahami sekedar konsepsi berbangsa namun lebih dari itu menjadi falsafah dan dasar bernegara dan berbangsa Indonesia. Kesempatan ini menjadi penting untuk memaknai Pancasila secara Epitemologi kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila sebagai jatidiri bangsa dimulai dari jatidiri pribadi yang paham akan Sangkan Paran Dumadi. Disini akan menjawab pertanyaan Siapa kita, mau kemana kita, bagaimana.cara kita?

 

Siapa Kita, manusia ciptaan Tuhan YME yang paling sempurna

Mau Kemana kita, dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan YME.

Bagaimana caranya, berbuat dan bertindak tanduk serba baik, dengan memahami, meniru dan melaksanakan sifat Tuhan YME Asmaul Husna. 

Dalam kehidupan nyata secara epistemologi kehidupan berbangsa dan berbegara hal tersebut diatur dengan mengikuti beberapa mekanisme, yakni mekanisme alamiah, mekanisme ekonomi, dan mekanisme konstitusi.

Mekanisme alamiah, Tuhan YME yang berbuat serba baik kepada manusia, dengan menciptakan alam semesta dan seisinya, menata semua yang diciptakanNya, dan membangun yang sudah ditata dengan sebaik-baiknya. Disini, sebagai Manusia paripurna, maka manusia seharusnya mampu meniru dan menciptakan sesuatu hal yang serba baik untuk sesamanya, menata dan membangun ciptaannya dengan sebaik- baiknya. Dan tentunya untuk kebaikan sesamanya.

Mekanisme ekonomi, semua tindakan perbuatan manusia diukur, dinilai, dikembangkan, sesuai proses perubahan masyarakat yang dinamis sepanjang masa.

Mekanisme konstitusi, semua perbuatan kegiatan manusia yang serba baik sesuai mekanisme alam dan diubah menjadi mekanisme ekonomi, disepakati berdasar musyawarah dan mufakat, menjadi konsensus dalam sebuah aturan dan peraturan, dimulai dari kesepakatan di tingkat rumahtangga keluarga, komunitas, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan ditingkat nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tentunya ini didukung melalui proses legislasi.

Dalam tataran contoh praktek kehidupan nyata, Mengolah Sampah Menjadi Berkah Melimpah, mengikuti tahapan mekanisme alam memilih, memilah, mengolah sampah limbah rumahtangga untuk keperluan kebersihan, kesehatan, kenyamanan, ketenteraman, kedamaian, dan menjalankan fase menciptakan, menata hingga membangunnya untuk sebesar-besarnya kemashlahatan lingkungan.

Mengolah sampah meningkat menjadi suatu bentuk mekanisme ekonomi yang berbayar. Sampah yang dipilih, diolah, dan dihargai sebagai produk hasil kerja usaha rumahtangga, menjadi sumber pendapatan rumah tangga. Disisi lain, rumahtangga yang mengolah sampahnya mampu menghemat biaya atau tidak membayar ongkos

pemungutan sampah dan iuran membuang sampah, karena tidak lagi membuang sampah dan sebaliknya mengolah sampahnya sendiri menjadi produk sampah yang memiliki nilai ekonomis dalam rupiah.

Dalam tataran konstitusi, kegiatan pengelolaan sampah rumahtangga ini disepakati menjadi aturan dan menjadi peraturan bagi rumahtangga, sampah tidak lagi dibuang percuma. Sebaliknya sampah diolah menjadi rupiah berkah melimpah bagi lingkungan. Mekanisme peraturan ini yang dimaksudkan sebagai mekanisme konstitusi yang diawali dari rumahtangga keluarga sampai disepakati di legislatif desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan nasional. Aturan peraturan melalui mekanisme musyawarah mufakat Dewan Perwakilan Rakyat Desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga nasional.

Kembali kita menggunakan pemahaman Epistimologi kehidupan berbangsa dan bernegara ini, digambarkan bahwa mengolah sampah dari rumahtangga keluarga adalah melaksanakan nilai-nilai Pancasila.

Oleh karena itu, momen hari lahir Pancasila sekarang ini, kita implementasikan nilai Pancasila dalam kehidupan sesuai lingkup kita masing-masing. Kalaupun tidak bisa dalam skala besar, lingkup kecilpun tidak mengapa.

Memberi makna hidup benar dalam kehidupan nyata yang Pancasilais adalah melalui mengolah sampah dengan Fokus, Terukur, Terencana, Partisipatif, serta Berkelanjutan.. Fokus, dengan menyebut nama Tuhan YME, meniru melaksanakan sifatNya untuk berbuat serba baik bagi kebersihan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.

Terukur, ada hasilnya yang dapat dilihat nyata bermanfaat untuk kesejateraan masyarakat, yang dilakukan bersama secara adil dan beradab.

Terencana, pengolahan sampah dilakukan bersama-sama, bersatu, bertahap sejak menata sikap, mindset, perilaku untuk tidak membuang sampah. Kemudian sampah dipilah, dipilih, diolah menjadi suatu berkah bagi lingkungan.

Partisipatif, mengolah sampah mengikursertakan berbagai pihak pelaku kegiatan berbangsa dan bernegara, dari rumahtangga di sekitarnya, yang sepakat berbuat baik dan memajukan kesejahteraan bersama. Tidak ada yang dirugikan, semua mendapat manfaat dari hal tersebut berimplikasi pada terwujudnya hati yang senang, tenteram, dan damai, yang pada ujungnya bermuara untuk memajukan kesejahteraan hidup bersama. Berkelanjutan, mengolah sampah tidak ada habisnya, sepanjang manusia sebagai warga dan bangsa pasti akan melakukan kehidupan serta akan menghasilkan limbah dan sampah. Keadaan ini perlu terus disadari dan disepakati menuju solusi yang hakiki bahwa sampah dapat diolah menjadi berkah yang melimpah bagi negeri. Sepanjang masa.

Saat ini, tantangan bersama bagi kita adalah menanamkan pemahaman bersama tentang Konsep Pancasila untuk bersama-sama berbuat serba baik bagi segenap manusia, warga dan bangsa Indonesia yang Fokus Terukur Terencana Partisipatif dan Berkelanjutan.

Dengan pembangunan TPS3R tanggal 1 Juni 2021, dan bertepatan dengan hari Lahir Pancasila, menjadikan momentum untuk kembali mengobarkan semangat kita semua untuk semakin paham akan jatidiri bangsa hidup benar dengan mantra Pancasilais.

Dengan menyebut nama Tuhan YME, manusia meniru melaksanakan sifat-sifatNya mewujudkan manusia baru yang adil dan beradab, berkeinginan untuk Bersatu memecahkan masalah bersama, melalui musyawarah mufakat, sehingga didapati suatu hasil untuk mencapai kebahagiaan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Semoga simbol nyata mengolah, mengelola, dan tidak membuang sampah sampah ini menjadi semangat jatidiri bangsa berbuat serba baik berfikir positif, berucap bertindak serba baik untuk menjaga ketenteraman, kedamaian, di dunia dan akhirat nanti. Baldatun toyibatun warobun gofur. Dunia yang aman tenteram dan damai. Dunia yang hayu. Hamemayu hayuning bawono.

 

Selamat dan Sukses Pembangunan TPS3R Koperasi Edukasi Profesional Bersama Kita, dan Dirgahayu Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945.

 

M E R D E K A

 

….. kalau datang pertolongan, nikmat Tuhan mana yang engkau dustakan. ArRahman, QS:55.

LEAVE A REPLY