INDONESIAREVIEW.ID – Berdasarkan data BPS, jumlah populasi domba mencapai 25 juta ekor lebih banyak dari populasi kambing. “Setengah dari populasi domba ada di Jawa Barat, selebihnya tersebar di berbagai daerah. Namun ekosistem di budidaya domba ini belum terbangun dengan baik maka dibutuhkan effort yang besar terjun di bisnis ini,” tutur Guntur Subagja, ketua umum Intani mengawali pengantarnya di webinar inspirasi bisnis Intani seri ke 62.
Webinar dengan tema ‘Sukses Kuasai Hulu-Hilir Bisnis Domba’ menghadirkan narasumber inspiratif Ridwan Herdian, alumni Institut Pertanian Bogor sekaligus Dirut Bens Farm. Webinar ini dipandu oleh Lukman Maulana dari Intani dan ditayangkan secara streaming di TANITV (https://youtu.be/5sfJm1cT7pg), Rabu (09/03).
Guntur fokus menyoroti beberapa hal, pertama mengenai ketersedian daging nasional lalu potensi pasar domba serta bagaimana membangun ekosistem peternakan domba.
“Saat ini untuk memenuhi kebutuhan daging nasional, kita masih bergantung pada impor. Jumlah produksi daging lokal kita masih rendah,” tutur Guntur.
Lebih lanjut ia menuturkan, “Domba ini memiliki potensi pasar tersendiri, setidaknya ada empat pasar yaitu pasar harian, pasar khusus (aqiqah), pasar tahunan dan pasar ekspor yang saat ini sudah mejangkau Timur Tengah, Malaysia dan Brunei.”
Dari permasalahan ketersedian daging serta potensi pasar yang ada maka ekosistem budidaya peternakan menjadi kunci agar hal tersebut menjadi kekuatan pangan nasional.
Ridwan sendiri menuturkan Bens Farm yang mereka bangun dari tahun 2013 mengalami banyak proses jatuh bangun hingga bisa seperti saat ini mampu menguasai industri hulu sampai hilirnya. “Dibutuhkan kerja keras, kreatifitas, konsistensi dan bangun relasi seluas mungkin untuk membangun ekosistem yang kuat di bisnis ini.”
Bens Farm sudah menguasai pasar Jabodetabek dan memiliki layanan yang lengkap seperti aqiqah dan qurban yang tersertifikasi, lalu meatshop, domba guling, one stop shoping: domba(bibit, indukan, penggemukan), non karkas serta pupuk dan yang terakhir ada jasa konsultasi & kemitraan.
“Untuk kemitraan kami ada penggemukan dan breeding.Di breeding mencapai 700 ekor dan penggemukan ada 900 ekor,” tutur Ridwan.
“Peluang pasar domba ini sangat besar, seperti yang disampaikan pak Guntur di awal. Industri hulu seperti breeding potensinya besar sekali. Kami masih membuka kemitraan bagi para peternak domba. Dengan harapan bisnis domba ini menjadi besar dan mampu memenuhi pangan nasional,” pungkas Ridwan.
Guntur menyambut baik apa yang menjadi harapan Ridwan. “Saya optimis dengan kehadiran Ridwan memberikan contoh nyata sukses membangun ekosistem budidaya peternakan yang profesional, hal ini bisa menyemangati milenial lain untuk terjun juga.”
“Bersama Intani, kita akan bangun ekosistem ini lebih luas dan terintegrasi lagi. Sehingga populasi domba yang ada bisa dimaksimalkan untuk alternatif kebutuhan daging nasional. Selain itu, model bisnis ini bisa diadopsi untuk budidaya peternakan lain seperti sapi, sehingga nantinya kita bisa lepas dari ketergantungan impor daging,” tutup Guntur.* (na-ir)