INDONESIAREVIEW.ID, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggenjot produksi udang nasional untuk meningkatkan ekspor. Terlebih udang adalah komoditas ekspor utama Indonesia. Data BPS yang diolah Direktorat Jenderal  Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) menunjukkan bahwa udang berkontribusi 38,98% dari total ekspor produk perikanan Indonesia tahun 2021. Nilai ekspor udang Indonesia mencapai USD2,23 miliar atau meningkat 9,25% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai USD2,04 miliar.

Langkah peningkatan produksi, tak hanya mempersiapkan dari aspek teknis. Tetapi juga dari sisi pembiayaan terhadap pembudidaya udang hingga pengolah dan pemasarnya. Direktur Jenderal PDSPKP, Artati Widiarti memastikan pemerintah telah menetapkan plafon KUR nasional sebesar Rp373,17 triliun di tahun 2022. Hal ini menjadi peluang besar bagi sektor kelautan dan perikanan (KP) untuk perluasan pemanfaatan kredit usaha rakyat (KUR).

“Tahun ini juga ada tambahan subsidi bunga KUR sampai dengan bulan Desember 2022, sehingga bunga yang ditetapkan bagi penerima KUR adalah sebesar 3%,” kata Artati saat Kick-off Perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Berbasis Klaster, di Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Dengan bunga KUR yang kecil tersebut, Artati mengajak masyarakat untuk menangkap peluang usaha dari komoditas udang salah satunya udang windu.

“Udang windu menjadi salah satu komoditas unggulan yang didorong produktivitasnya melalui pengenalan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan,” urainya.

Dalam kesempatan tersebut, Artati menyebut kick-off perluasan KUR berbasis klaster menjadi upaya pemerintah dalam mengedukasi dan menyosialisasikan skema-skema pembiayaan yang dapat diakses UMKM. Dia menegaskan, KKP akan terus bersinergi dengan Himpunan Bank Negara (Himbara), salah satunya Bank BRI untuk mendorong peningkatan pemanfaatan KUR bagi sektor KP melalui pendekatan klaster.

Bank BRI sendiri berkomitmen untuk terus meningkatkan peran dan mendukung program pemerintah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dan mempercepat pemulihan ekonomi, antara lain melalui penyaluran pinjaman berbunga sangat murah seperti pinjaman Kemitraan, KUR Supermikro, KUR Mikro, dan KUR Kecil.

“Tahun 2021, BRI telah menyalurkan KUR di wilayah Kabupaten Pinrang sebanyak Rp406,9 miliar untuk 13.870 nasabah. Di tahun 2022, target penyaluran KUR BRI khusus untuk wilayah Kabupaten Pinrang meningkat menjadi Rp607 miliar Untuk mencapai target tersebut, tentu kami sangat memerlukan kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai stakeholder. Selain itu, BRI juga menyiapkan layanan jemput bola melalui mantri BRI yang ditempatkan di desa-desa,” urai Susanto, Regional Micro Banking Head Makassar Bank BRI.

Kabupaten Pinrang sengaja dipilih menjadi lokasi pelaksanaan kick-off perluasan KUR sektor KP mengingat potensi budidaya udang windu yang cukup besar, di mana sebagian besar pembudidayanya telah bermitra dengan PT. Alter Trade Indonesia (ATINA). Artati berharap, kegiatan ini menjadi titik awal pembentukan ekosistem pembiayaan yang terintegrasi antara pelaku usaha kelautan dan perikanan, lembaga keuangan, serta mitra usaha seperti penyedia bahan baku dan pemasar agar menjadi motor penggerak ekonomi di daerah.

“Ini salah satu upaya pemerintah untuk membantu para pelaku usaha mengatasi permasalahan pembiayaan atau permodalan,” jelas Artati.

Upaya ini disambut baik oleh Bupati Pinrang, Irwan Hamid. Terdapat 6 kecamatan pesisir yang masih memerlukan dukungan dari lembaga keuangan. Bahkan Pemkab Pinrang akan menggelontorkan sejumlah dana untuk dikelola BRI dalam membantu permodalan bagi pembudidaya udang windu.

“Yang perlu diingat, dana ini merupakan pinjaman yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pengembangan usaha dan harus dikembalikan, agar dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat lain yang membutuhkan,” ujarnya.

Dukungan akses finansial ini tentunya diperlukan untuk mendorong peningkatan produktivitas hasil panen pembudidaya udang windu tradisional yang  mengandalkan kesuburan tanah untuk pertumbuhan pakan alami, sehingga diperlukan biaya untuk perawatan lahan.  Harapannya, ekspor udang windu PT. ATINA dapat meningkat untuk memenuhi permintaan pasar Amerika, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Uni Eropa.

“PT. ATINA berkomitmen untuk terus mendampingi, membeli semua size hasil panen udang windu dari pembudidaya, karena permintaan pasar terhadap udang windu sangat terbuka luas,” urai Harry Yuli, Direktur PT. ATINA.

Sementara Direktur Usaha dan Investasi Ditjen PDSPKP, Catur Sarwanto menyebut KKP bersama dengan Forum Udang Indonesia (FUI) akan terus bersinergi untuk mendorong pembentukan klaster pembiayaan untuk komoditas udang dan lainnya. Salah satu caranya ialah menggandeng industri pengolahan ikan sebagai offtaker guna menjamin kepastian pasar bagi mitra pembudidaya udang maupun komoditas lainnya.

“Kita harapkan perbankan bisa yakin menyalurkan pembiayaan untuk UMKM perikanan karena adanya jaminan pasar oleh offtaker. Hal ini sejalan dengan skema KUR Khusus yang mensyaratkan adanya offtaker,” terang Catur.

Sebagai informasi, capaian KUR tahun 2021 mencapai Rp8,05 triliun yang disalurkan kepada 231.329 pelaku usaha. Capaian ini meningkat 53,04% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2020. Adapun tahun ini, KKP menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp8,98 triliun.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong agar proses pencairan pinjaman usaha dapat lebih cepat, dengan begitu para pelaku usaha kelautan dan perikanan segera dapat merasakan manfaatnya.* (sil-rls)

LEAVE A REPLY