INDONESIAREVIEW.ID – Webinar inspirasi bisnis Intani seri ke 67 mengangkat tema Peluang Bisnis: Sayuran Organik Sebagai Bahan Baku Produk Olahan yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia – INTANI, secara virtual zoom dan tayang streaming di TANITV, Rabu (13/04).

Narasumber inspiratif kali ini yaitu Diyah Rahmawati Wicaksana Ningtyas founder Abang Sayur Organik – Malang, owner Natural Organic Indonesia, direktur Lembaga Pertanian P4S Bumi Malang Lestari, Mentor Bisnis di Program PWMP YES Kementerian Pertanian 2020 – 2025 dan memiliki BNSP Certifite Fasilitator Organik Tanaman.

“Dari dulu pertanian organik menjadi hal yang lumrah, namun pada tahun 80 – 90an saat pemerintah mencanangkan revolusi hijau pertanian di Indonesia mulai bergeser dengan penggunakan pupuk dan pestisida kimia secara masal untuk penetrasi hasil panen,” tutur Ila Failani, selaku host saat membuka kegiatan webinar.

Meyambung dari apa sudah disampaikan, Diyah pun memaparkan alasan utama bergelut di sayuran organik karena faktor kesehatan.” Selain alasan kesehatan, bagi saya dengan konsen budidaya sayur organik bisa memberikan nilai edukasi dan juga rasa tanggung jawab dalam menjaga kelestarian bumi bagi generasi selanjutnya” tuturnya.

Diyah merintis dari tahun 2015, awalnya untuk komsumsi keluarga hingga saat ini bisa meraih kesuksesan menembus skala industri. “Baru di tahun 2019 saya mulai mengubah pola produksi menjadi pemberdayaan & kemitraan, total saat ini ada 19 petani dengan luas lahan yang dikelola 1,9 ha”.

Dalam menjalankan Abang Sayur Organik, Diyah berprinsip bahwa bisnis itu sama dengan membantu. “Bagaimana bisnis tidak hanya sekedar profit oriented tetapi memberikan dampak sosial bagi manusia dan juga lingkungan. Sesuai tagline kami di Abang Sayur Organik yaitu ‘Stop Selling, Start Helping” tutur Diyah.

Target pasar dari Abang Sayur Organik yaitu B2C (business to consumer) dan B2B (business to business) dengan sekitar 40 jenis sayuran organik. “Untuk industri kita pasok ke pabrik pembuatan mie mocaf, lalu bubur bayi organik, cafe, katering sehat dan cold pressed juice” ujar Diyah.

Diyah pun menyampaikan pasar untuk produk organik masih terbuka lebar. “Terutama setelah pandemi banyak orang yang lebih aware akan gaya hidup sehat sehingga menjadi tren. Selain itu permintaan produk organik untuk pasar global juga terus meningkat, dan ini merupakan peluang besar bagi penggiat pertanian organik”.

Menurut Guntur Subagja, selaku ketua umum Intani dalam pengantarnya setuju denga apa yang sudah dipaparkan Diyah. “Seperti yang sudah dipaparkan, pertanian organik ini memiliki added value yang lebih dari sisi kesehatan dan juga menjaga kelestarian lingkungan.”

“Di tengah pandemi saat ini kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat semakin meningkat, ini menjadi peluang besar yang harus dimanfaatkan” tutur Guntur. Selain itu ia juga menekankan perlu adanya edukasi ke masyarakat untuk bisa membedakan antara sayuran organik dan non organik.

“Terkadang sayur organik itu dianggap kurang menarik dari sisi tampilan, ini menjadi pr kita bersama Intani bagaimana mengedukasi masyarakat serta meningkatkan nilai tambah dari sayur organik dengan menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas,” pungkas Guntur.*

LEAVE A REPLY