INDONESIAREVIEW.ID – “Indonesia memiliki beragam jenis produk pertanian yang bisa di ekspor, hanya saja masih banyak produk pertanian yang tidak sesuai standar, seperti terkandung residu kimia melebihi ambang batas,” ungkap Guntur Subagja, ketua umum Intani pada webinar inspirasi bisnis Intani seri ke 71, Rabu.
Ia menambahkan hal ini imbas dari penggunaan pestisida kimia secara masif dan terkadang tidak menggunakan takaran. “Sebenarnya hal tersebut tidak menyelesaikan secara mendasar dalam pembasmian hama bahkan bisa memberikan implikasi kurang baik, tidak hanya pada hasil panen tetapi juga lingkungan”.
Light Trap Insect (LTI) karya Susanto, narasumber inspiratif asal Nganjuk – Jawa Timur, bisa menjadi salah satu solusi dalam mengurangi penggunaan pestisida kimia. “Saya membuat inovasi LTI agar petani bisa lepas dari ketergantungan penggunaan pestisida kimia, karena saya mengamati banyak dampak negatif jangka panjangnya,” tutur Susanto.
Dampak negatif seperti hama yang menjadi kebal, hasil panen tidak sehat untuk dikonsumsi dan merusak ekosistem. “LTI ramah lingkungan, menggunakan panel surya dan dilengkapi bak perangkap (baskom) yang diisi air dicampur diterjen,” jelas Susanto.
“Saat matahari terbit, lampu akan mati serta panel surya secara otomatis mengisi baterai hingga matahari terbenam dan begitu seterusnya,” imbuhnya. Hama yang bisa dikendalikan seperti ngengat, trips, orong-orong, wereng batang coklat, kiskisan, jangkrik, king master rayap dan sejenisnya.
LTI memiliki lima manfaat yaitu efisien biaya, efektif serta selektif dalam mengendalikan hama, ramah lingkungan dan sustainable. “Selaras dengan yang disampaikan ketum Intani, LTI ini solusi tepat sebagai pengganti pestisida kimia dan bisa menghasilkan produk pertanian yang sehat serta menjaga alam tetap lestari”.
Guntur mengungkapkan inovasi teknologi menjadi salah satu konsen Intani. “Apa yang dilakukan Susanto sejalan dengan Intani dan patut diapresiasi. Dengan inovasinya membuat teknologi yang tepat guna berbasis kearifan lokal sehingga mudah diaplikasikan ke masyarakat khususnya petani”.
“Intani siap untuk berkolaborasi dan ikut mensosialisasikan LTI agar kedepannya lebih banyak petani yang beralih dari penggunaan pestisida kimia dan tercapai produk pertanian nasional dengan nol persen residu,” pungkas Guntur.
Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat, M.Sc., Guru Besar FEB Universitas Gadjah Mada yang juga hadir dalam webinar turut menyampaikan pesan untuk terus berinovasi dalam membangun bangsa dimulai dari diri sendiri. “Intani sebagai connecting people, menghubungkan setiap orang dengan visi yang sama dalam rangka membangun bangsa. Sesuai tagline Intani ‘tanam apa yang dimakan, makan apa yang ditanam’, cintai dan dukung selalu karya anak bangsa”.
Webinar inspirasi bisnis Intani series ditayangkan secara daring via zoom dan streaming di TANITV, setiap hari rabu, pukul 09.00-11.00 WIB.* (na-dgn)