INDONESIAREVIEW.ID – Dalam rangka turut berkontribusi meningkatkan ketahanan pangan nasional, Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia – INTANI membangun IntaniFarm, pertanian dan peternakan modern yang terintegrasi dikelola secara profesional.
Pada Jumat (10/6), ketua umum Intani, Guntur Subagja mengundang Prof. Ali Agus, Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada dan pendiri Bengkel Sapi Kalijeruk, untuk berkunjung ke IntaniFarm, yang berlokasi di desa Palasari, Cijeruk, Bogor – Jawa Barat.
Prof. Ali Agus mengatakan IntaniFarm memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi pusat percontohan peternakan skala nasional. “Seperti yang kami lakukan di Bengkel Sapi Kalijeruk, tidak hanya sekedar beternak tetapi juga mengedukasi dan melayani peternak sapi dengan teknologi”.
Bengkel Sapi Kalijeruk yang berada di Jogjakarta sudah berpengalaman mengembangkan peternakan dengan konsep formulasi teknologi pakan sehingga melahirkan sapi, domba dan ayam yang berkembang maksimal dan kualitas turunan yang sehat dan baik.
Dikelola oleh para tenaga profesional muda dari UGM dan lulusan perguruan tinggi lainnya, sehingga dapat menjadi sarana magang dan pelatihan berbagai kampus.
“Kami juga menyiapkan sekolah peternakan untuk melahirkan peternak-peternak hebat yang nantinya bisa di duplikasi IntaniFarm,” terangnya.
Prof. Ali Agus menjelaskan treatment yang dilakukan Bengkel Sapi Kalijeruk adalah dengan menciptakan booster untuk menyehatkan dan memacu nafsu makan sapi. Bengkel juga menyiapkan saus burger sapi, yang menjadi konsumsi sapi-sapi yang sedang direkondisi.
“Penyebab utama ternak lokal kurang berkualitas umumnya karena pakan, peternak banyak tidak memahami pakan. Maka kami sangat konsen dalam mengedukasi hal ini,” ujarnya.
Guntur Subagja sangat berterimakasih atas masukan dan arahan yang diberikan Prof. Ali Agus untuk pengembangan IntaniFarm. “Pastinya kami akan menduplikasi program ini, karena salah satu visi IntaniFarm yaitu menjadi peternakan yang unggul dan dapat mendorong kemandirian dan ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
IntaniFarm memiliki kapasitas kandang yang siap menampung lebih dari 7000 ekor domba serta peternakan puyuh dan ayam. Selain itu terdapat lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian lainnya serta lokasi eduwisata. “Jadi kedepannya IntaniFarm tidak sekadar bisnis pertanian tetapi menjadi percontohan eduwisata skala nasional,” terang Guntur.
Dalam kegiatan ini turut hadir Iskandar Andi Luhung, Chairman Ifads – Institute for Food & Agriculture Development Studies, Dr. Wasis Sarjono, S.Pt, M.Si., kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara Kementan RI, Drs Mukhsis, MM, kepala Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Sawahlunto – Sumatera Barat, dan Riyan Sumindar, ketua Intani Jawa Barat.*