INDONESIAREVIEW.ID, Cilacap – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap bersinergi dengan Pertamina Foundation (PF) dan Politeknik Negeri Cilacap (PNC) mewujudkan petani mandiri energi, melalui teknologi Solar Home System (SHS) bagi petani di Desa Kalijaran, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap. Teknologi yang sepenuhnya memanfaatkan tenaga surya menjadi energi listrik untuk menjalankan pompa air tanah yang digunakan sebagai pengairan.

Simbolis penyerahan teknologi ini dilakukan oleh Direktur Keuangan Pertamina Foundation, Medianto T. Hermawan kepada perwakilan kelompok tani setempat. Disaksikan VP Pemberdayaan Masyarakat Lingkungan dan Olahraga Pertamina, Abdul Aziz; Area Manager Commrel & CSR PT KPI RU IV, Cecep Supriyatna; Direktur PNC, Aris Tjahyanto dan Kades Kalijaran, Sudarsono, Rabu, (15/6/2022).

Abdul Aziz mengapresiasi teknologi energi baru terbarukan (EBT) yang dikembangkan oleh PNC dan diterapkan di wilayah kerja PT KPI RU IV Cilacap. “Sehingga bisa menjadi sinergi yang saling menguntungkan. Menjadi dukungan untuk Proper & CSR PT KPI RU IV, mendukung program pengadbian masyarakat kampus PNC dan manfaatnya jelas dirasakan masyarakat,” katanya.

Sementara Medianto mengungkapkan, teknologi SHS rancangan tim PNC merupakan salah satu teknologi pemenang dari kompetisi inovasi teknologi berbasis EBT dari Program PFSains 2022. “Kompetisi yang diadakan oleh Pertamina Foundation ini bertujuan untuk mengapresiasi para praktisi energi yang concern dalam mengembangkan dan atau menciptakan inovasi teknologi berbasis energi bersih yang dapat dijangkau oleh semua kalangan,” jelas Medianto.

Senada Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI RU IV, Cecep Supriyatna mendukung sepenuhnya kehadiran teknologi EBT di area persawahan Desa Kailjaran. “Sejalan dengan komitmen kami yang juga mengembangkan EBT, teknologi ini sangat terbuka peluang untuk dikembangkan di wilayah lain yang memiliki karakter persawahan yang sama,” katanya.

Afrizal Abdi Musyafiq selaku Ketua Tim 14 Program PFSains 2022 PNC mengatakan SHS merupakan teknologi yang dapat mengubah intensitas cahaya matahari menjadi energi listrik untuk menjalankan pompa air tanah sebagai pengairan. “Debit air dari pompa ini mencapai 10 ribu liter. Kelebihan SHS dapat menghasilkan kualitas air yang baik serta ramah lingkungan karena air yang dihasilkan akan kembali ke tanah sehingga tidak mengurangi pasokan air tanah,” ungkapnya.

Ditambahkan teknologi ini juga dapat bertahan hingga 10 tahun dengan baterai yang juga dapat bertahan selama 8-10 tahun. “Di sisi lain teknologi ini masih memerlukan pengembangan lebih lanjut dalam hal keamanan yaitu dengan penambahan hazard system” pungkas Afrizal.* (na-sumber: Kementerian BUMN)

LEAVE A REPLY