INDONESIAREVIEW.ID – Pedagang Beras Milenial Indonesia Ksatria Putra menyampaikan beberapa poin tentang peluang bisnis beras di masa pandemi Covid-19.
Menurut Ksatria, sektor pangan utama beras masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Sehingga tidak menutup kemungkinan prospek bisnis tersebut akan tetap maksimal.
“Ketika tahun 70-80 an gencar pembangunan sumber daya energi, mineral dan migas. Tahun 2020 ke atas kita akan menghadapi fight for food,” kata Ksatria saat menjadi pembicara dalam webinar Inspirasi Bisnis Tani #25 dengan Tema Prospek Usaha Pangan di Tengah Pandemi, Rabu (19/5/21).
Data BPS 2020 menyebutkan, luas panen Indoensia sebanyak 10,79 juta hektar. Sedangkan untuk gabah kering sebanyak 55,16 juta ton. Sementara produksi beras senilai 31,63 juta ton.
“Berdasarkan pernyataan pak Prabowo bahwa perang masa depan adalah perang menguasai sumber daya alam, khususnya pangan,” ujar pedagang Milenial itu.
Ia menilai pertumbuhan penduduk Indonesia semakin meningkat sehingga kebutuhan pangan semakin banyak. Disisi lain lahan pertanian Semakin berkurang. Ia berharap kehadiran teknologi mampu tingkatkan produktivitas pangan.
“Makanya diperlukan teknologi agar produktivitas padi dan jagung semakin meningkat. Ketahanan pangan harus menjadi tekad bersama. Mudah-mudahan melalui INTANI semuanya bisa terwujud dan terlaksana dengan maksimal,” tegas Lulusan Universitas Gajahmada Yogyakarta itu.
Kemudian ia menyebutkan beberapa tahapan bisnis pangan dalam mempelajari jenis beras. Diantaranya adalah pemasok beras yang memberikan harga kompetitif, dan mempromosikan kepada orang terdekat.
“Peluang bisnis jual beras berupa jenis kualitas dan harga. Pemasok penggilingan beras lokal (beras medium) Pedagang besar dan perusahaan (medium dan premium). Market, toko, hotel, catering, warung, rumah makan, rumah tangga, komunitas sosial, dan perusahaan,” pungkasnya. (ud/ed).