INDONESIAREVIEW.ID-Dedie Soekartin lahir dari keluarga besar King Soekartin seorang pengusaha sukses di jamannya.
Dedie muda bercita-cita besar ingin melihat dunia sambil bekerja, belajar untuk berkarya di kemudian hari berbuat sesuatu yang berguna untuk masyarakat dan bangsa. Di awal tahun 1970 kesempatan tiba, Dedie mulai meniti karir di dunia hotel dan restaurant merambah dunia dari Amerika, Eropa sampai Australia.

Dedie dipercaya menjadi chef asia pertama di sebuah restaurant di Sydney.
Kembali ke Indonesia Dedi terus berkarir di dunia hotel dan kuliner, aktif di organisasi hotel, dan asosiasi chef Indonesia.

Dedie mendapat anugrah sebagai Master Chef Legendaris. Untuk berbagi ilmu Dedie menjadi dosen di beberapa akademi dan perguruan tinggi pariwisata.

Dedie yang ditempa di keluarga pebisnis ditambah pendidikan dan pengalaman kerja di luar negeri membentuk karakter mandiri, ulet, pantang menyerah, kreatif dan inovatif. Banyak terobosan-terobosan dan ide-ide Dedie pada bidang kuliner yang inovatif berguna dan banyak diikuti orang.

Teknologi Meat Aging System adalah salah satu obsesi terbesarnya, diilhami oleh warisan karuhun (leluhur) Sunda dalam teknologi budidaya memeram (meuyeum dalam bahasa Sunda). Para karuhun mempercepat kematangan buah-buahan membuat tape dengan ragi dimana teknis dasarnya adalah permainan temperatur tanpa alat ukur dan alat modern.
“Saya pikir kenapa tidak teknologi ini diterapkan pada daging, peram daging tanpa tambahan bahan bahan apapun yang akan menghasilkan daging lokal yang empuk setara daging import” ungkap Dedie. Mulai tahun 2000, Dedie membuat survey, riset dan percobaan-percobaan trial dan eror, jerih payahnya ternyata telah menghasilkan beberapa rumah produksi dengan Brand DELMEAT di Bandung dan Bali.
“Keunggulan dari tecnology aging system menghasilkan
daging fresh, tekstur utuh dan empuk seempuk tahu” tambah Dedie. “Selain itu bagi pengusaha restauran hal ini dapat menekan biaya produksi dan waktu masak secara signifikan” jelas Dedie.

Guntur Subagja Mahardika ketua umum INTANI yang dalam rangkaian silaturahmi Minggu (23/01) ke kelompok tani milenial binaan INTANI di Cisarua Bandung Barat, juga singgah di sekretariat LMDH Talaga Warna Cihideung, Lembang. Berdiskusi tentang potensi pertanian, antara dari Assen Wahyu ahli magot kotoran sapi juga menikmati langsung daging olahan chef Dedie Sumantri penemu teknologi aging sistem daging lokal. “Ini luar biasa, perlu dikembangkan dan dipublikasikan ke semua pihak bahwa kita patut bangga karena salah seorang chef asli kelahiran Indonesia mampu menciptakan daging sapi yang kualitasnya mampu bersaing dengan daging import dari berbagai negara” pungkas Guntur usai menyicipi daging sajian chef Dedie Sukartin.

Diskusi ini dihadiri oleh Subianto, ketua LMDH Talaga Warna, Cecep Rukmana tokoh masyarakat Parongkong dan pengurus talaga warna lainnya. (sumber: desaglobal.id)*rd

LEAVE A REPLY