INDONESIAREVIEW.ID – Selain kuantitas produksi madu, kualitas madu nasional pun masih kurang diperhitungkan oleh pasar internasional. “Saat saya memperkenalkan madu akasia ke pasar luar masih banyak anggapan “madu Indonesia no good”, sehingga butuh kerja ekstra bagi kami untuk meyakinkan buyer,” ujar Candra Lela dalam paparannya saat menjadi narsumber inspiratif webinar inspirasi bisnis Intani seri ke 69 dengan tema ‘Manis Bisnis Budidaya Lebah Madu’, Rabu (27/04).
Candra Lela merupakan founder Rumah Madu Hutan Jambi sekaligus direktur PT. Cipta Lebah Berkah. Ia merupakan sosok wanita hebat berusia 44 tahun yang sudah menekuni bisnis dan budidaya lebah madu sejak tahun 2008. Kini bisnis madunya sudah tidak hanya merambah pasar lokal namun juga pasar internasional dengan omset dua milliar per tahun dan produksi madu 8 ton per bulan.
Untuk mencapai kesuksesan ini bukanlah hal yang mudah, Candra menceritakan banyak proses belajar dan jatuh bangun yang ia rasakan. “Untuk menjadi peternak lebah madu dibutuhkan mental yang kuat dan kesabaran ekstra. Ketika dihadapkan saat tidak bisa panen karena serangan hama, faktor cuaca, bahkan saya pernah mengalami tidak bisa panen selama dua bulan karena kesalahan memberikan nutrisi pada lebah,” tutur Candra.
Candra menjelaskan untuk madu yang dihasilkan yaitu jenis madu akasia, memiliki karakteristik berwarna hitam dan aroma khas seperti kurma. “Di Jambi ini melimpah nektar dari pohon akasia dan bisa menghasilkan bee pollen karena terletak di perkebunan sawit.”
Ila Failani, selaku host menggali lebih jauh bagaimana cara memanen madu yang berkualitas dan menjaga kontinuitas untuk terus memenuhi permintaan pasar. “Untuk mendapatkan madu terbaik sebenarnya cukup simpel tapi sering dianggap sepele, yaitu dari waktu pemanenan madu,” ujar Candra.
Lebih lanjut Candra mengatakan waktu pemanenan terbaik madu yaitu jam 6-9 pagi. “Pernah ada peternak lebah madu datang ke saya minta dibeli madunya. Petama yang saya tanyakan jam berapa panennya, beliau bilang “jam 8 sampai siang lalu lanjut sore”, setelah itu saya tidak jadi beli. Karena itu bukan madu tetapi masih nektar yang tinggi akan kandungan glukosa. Simpel tapi sepele”.
Dalam menjaga kontinuitas, Candra bermitra dengan para peternak lebah sekitar yang sudah diedukasi agar hasil panennya sesuai dengan standar. “Kami tidak hanya sekedar menjual madu tetapi juga menjual manfaat. Maka dari itu saya sangat konsen untuk mengedukasi para peternak pentingnya budidaya lebah madu sesuai SOP”.
Selaras dengan apa yang sudah disampaikan Candra, ketua umum Intani, Guntur Subagja juga selalu menekankan untuk menjaga 3K (kualitas, kuantitas & kontinuitas). “Bisnis madu ini memang memiliki peluang yang sangat besar. Dimana produksi madu nasional kita masih rendah, sehingga prospeknya terbuka lebar baik itu lokal maupun global seperti yang sudah dijajaki Candra.”
Selain itu Guntur juga berpesan untuk mengembangkan sektor hilir dengan membuat produk turunan dari madu. “Khasiat madu ini sangat luar biasa, mengandung antioksidan yang tinggi. Dengan membuat produk turunan, selain meningkatkan harga jual juga bisa menambah daya tarik masyarakat untuk mengkonsumsi madu”.
Webinar inspirasi bisnis Intani ditayangkan streaming di TANITV setiap hari Rabu pukul 09.00-11.00 WIB.* (na-dgn)