INDONESIAREVIEW.ID – Menghadapi krisis energi dan pangan yang melanda dunia saat ini, ketua umum Intani, Guntur Subagja menekankan pentingnya membangun sumber daya manusia yang berkualitas untuk maksimal dalam mengolah kekayaan alam nasional.

“Kita itu sangat beruntung tinggal di negara yang kaya akan sumber daya alamnya, tinggal bagaimana kita memaksimalkan SDM yang ada untuk mengolah menjadi produk nilai tambah bukan sekadar jual ke luar (ekspor) dalam bentuk raw material,” terang Guntur saat menyampaikan pengantarnya pada webinar inspirasi bisnis Intani dengan tema ‘Cerita Sukses Eksportir Olahan Kelapa dan Rumput Laut’, Rabu (03/08).

Guntur mengatakan selain nilai ekonomi yang bertambah, juga bisa membuka lapangan pekerjaan baru di sektor industri pengolahan. “Seperti yang Intani petakan, ekosistem pertanian dari hulu sampai hilir ada delapan sektor yang jika dimaksimalkan dengan SDM yang berkualitas bisa menjadi satu kekuatan ekonomi nasional,” ujarnya.

Narasumber inspiratif webinar inspirasi intani seri ke 81 yang ditayangkan streaming di TANITV, Humam Kurniadhitama, menjadi salah satu contoh milenial berkualitas yang mau bekerja keras mengolah kekayaan alam nasional hingga tembus pasar ekspor.

“Indonesia punya garis pantai terpanjang bahkan di dunia, ini menjadi potensi besar untuk dieksplor. Begitu pula dengan kelapa, seperti cocopeat permintaan di Eropa dan Amerika bisa dibilang unlimited bahkan negara tetangga, Malaysia permintannya cukup tinggi. Makanya saya sangat tertarik mengolah keduanya untuk diekspor,” terang Humam mengawali paparannya.

Humam menuturkan bahwa saat ini sudah ada perjanjian ekspor rumput laut kering ke Vietnam selama dua tahun. Dalam kurun waktu itu, ia diminta mengirimkan rumput laut paling sedikit 90 ton dan paling banyak 400 ton setiap bulannya.

“Dengan jangka waktu tersebut maka saya berencana untuk melakukan ekspansi bisnis dengan membangun pusat pengolahan rumput laut, yang bertujuan agar produk rumput laut yang diekspor sudah dalam bentuk jadi, bukan hanya bahan baku,” ujarnya

Sebagai founder CV Putra Haryanto Jaya, Humam mengaku sempat mengalami kesulitan dalam mencari supplier rumput laut. “Awalnya memang sulit mencari petani rumput laut. Saya datangi langsung di Serang – Banten, Semarang, hingga ke beberapa kota di Jawa Timur. Produk rumput laut untuk komoditas ekspor ini sebagian besar kita ambil dari Jawa Timur, sebagian lagi dari Jawa Barat, dan Jawa Tengah,” paparnya.

Untuk kelapa yang diekspor sudah dalam bentuk olahan seperti desiccated coconut sudah kirim ke Oman dan cocopeat sudah kerja sama dengan buyer dari Malaysia. “Permintaan sekitar 200.000 pcs, tapi untuk awal kita akan kirim 70.000 pcs dengan selisih margin 3.500 sampai 5.000 rupiah per pcs,” ujarnya.

“Jujur saya itu tidak memiliki modal besar, maka dari itu saya fokus membangun tim dan jaringan serta mencari investor. Ekspor tidak bisa dilakukan sediri, semakin luas jaringan semakin mudah jalannya,” pungkas Humam.

Ila Failani, komite Informasi, Komunikasi, & Kerjasama antar Lembaga Intani turut menyampaikan untuk suskses berbisnis seperti Humam, kuncinya yaitu mau bekerja keras, terjun langsung kelapangan, membangun jejaring yang bekualitas. “Sudah seharusnya anak muda mencontoh Humam, yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual tetapi mau bekerja keras membangun bisnis yang turut mensejahterakan petani”.

Lebih lanjut, Guntur menambahkan dengan semakin berkualitasnya SDM di Indonesia maka akan semakin banyak investor yang mau bekerja sama membangun industri pengolahan. “Jangan sampai kita selalu mengekspor raw material, diolah di negara lain lalu kita impor lagi setelah menjadi produk jadi dengan harga yang lebih mahal,” ujarnya.

“Semoga kedepannya lebih banyak anak muda seperti Humam, agar lebih banyak investor yang mau bekerja sama membangun industri pengolahan sehingga lapangan pekerjaan bertambah dan kekayaan alam nasional semakin memiliki nilai yang tinggi di pasar global,” tutup Guntur.*

LEAVE A REPLY