INDONESIAREVIEW.ID, JATINANGOR – Era 5.0 adalah era digital society. Setelah melewati era 4.0 yang berbasis internet of thing (IoT) yang telah “mengubah dunia”,era saat ini menuntut adaptasi yang lebih cepat terhadap perubahan tatanan kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan yang dinamis dan berkembang cepat.

“Era ini juga akan dilengkapi berkembangnya human technology yang bisa jadi “bersaing” dengan manusia. Termasuk dalam pekerjaan, sebagian sudah bisa digantikan dengan robot seperti manusia, human technology,”papar Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI Guntur Subagja Mahardika saat menjadi narasumber pada Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung, di Bumi Perkemahan Kiara Payung, Jumat (28/10/2022). Hadir dalam kegiatan tersebut alumni Fikom Uninus U Suhedra, Rahmat Ginanjar, dan Riwayat Yaya yang juga berbagi pengalaman dalam diskusi LDKM.

Realita ini, sebut Guntur, menuntut generasi muda open minded, kreatif inovatif, memiliki keahlian yang mumpuni dan mampu beradaptasi dengan perubahan dan hal-hal baru.

LDKM diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2022. Tema yang dibahas adalah “Kepemimpinan Era 5.0” .

U Suhendra menilai mahasiswa yang basisnya aktivis umumnya sukses dalam karir maupun berkarya di masyarakat. “Pengalaman berorganisasi menjadi modal kesuksesan,”tutur Suhendra yang betkarir di BUMN.

Riwayat Yaya memaparkan kenyataan dalam karir yang kerap tidak sesuai dengab disiplin ilmu yang dipelajarinya saat kuliah di perguruan tinggi. Meski begitu dasae pola pikir yang diperoleh di kampus sangat bermanfaat dalam dunia kerja. “Kita harus terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan,”kata Yaya yang berkarir sebagai pegawai negeri di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat ini.

Rahmat Ginandjar yang berprofesi ssbagai jurnalis dan saat ini memimpin media terkemuka di Banten, Kabar Banten, mengajak para mahasiswa aktif, kreatif, dan membangun kepercayaan diri yang dibentuk sejak masih semasa kuliah. Ini akan menjadi bekal dalam karir mendatang. “Gunakan masa mahasiswa dengan banyak kegiatan positif yang melatih kepemimpinan dan pengalaman,”papar direktur utama media anak perusahaan grup Pikiran Rakyat tersebut.

Mahasiswa Fikom Uninus cukup antusias dalam diskusi. Pertanyaan-pertanyaannya kritis dan kreatif. Beberapa mahasiswa juga menyampaikan pengalamannya kuliah Merdeka Kampus Belajar Merdeka. Diantaranta, beberapa mahasiswa sedang “berkuliah” lapangan di desa-desa. Diantaranya membangun perpustakaan desa berbasis digital.

Fikom Uninus yang sudah menerapkan perkuliahan sistem OBE (outcomes based education) dimana para mahasiswa tingkat akhir belajar langsung di lapangan di pedesaan mengimplementasikan ilmunya di masyarakat.

“Fikom Uninus sudah meluluskan mahasiswa tanpa skripsi, tapi dengan membuat karya nyata yang bermanfaat di masyarakat sebagai pengganti skripsi,”ujar Ahmad Yani Wakil Dekan Fikom Uninus.

OBE adalah salah satu sistem pendidikan di era Merdeka Belajar, yang menekankan pada apa karya yang dapat dilahirkan dan bermanfaat di akhir perkuliahannya.*

LEAVE A REPLY